PERBEDAAN AWAL
UNTUK MEMAHAMI
Rambut hitam legam itu bersisikan
dengan lembutnya angin ,dipesisir pantai ia menatap langit nan biru entah
berapa kali dalam sehari ia menatap langit itu,namun yang ia rasakan saat
menatap langit itu adalah sebuah kedamaian yang tak dapat ia ukirkan
“pandanggggggg” teriak wanita separuh baya yang berada
diatas rumah air
Teriakan itu membuatnya menoleh dan menghilangkan kedamaaian
yang ia dambakan ia ingin seperti awan bepergian dengan semaunya ,melakukan apa
yang ia inginkan walau dia hanya terbawa oleh hembusan angin tapi angan itu
hanyalah sebuah angan ia bahkan tak mampu untuk keluar dari rutinitasnya
menjadi seorang wanita pingitan,wanita dari keturunan suku bajo ,suku yng hanya
menggantungkan kehidupannya dengan laut saja bahkan hidup didaratan tak pernah
ia bayangkan mungkin jikalau ia ingin mewujudkan hidup didaratan dia adalah
pelanggar pertama dari sukunya sendiri sedang ia tak mampu dia adalah keturunan
raja bajo
Kali
ini ia mendapatkan rasa kekecewaan lagi dari kedua orang tuanya ,dia selalu
pergi mengelilingi daratan pulau tanpa sepengetahuan kedua orang tuanya
,jikalau ia meminta izin hanya penolakan yang terus dia dapatkan,entah perasaan
gusar yang ia rasakan dan perasaan ingin
tahu yang mendalam mengapa sukunya tak menginginkan untuk tinggal disebuah
daratan saja? Suatu hari pertanyaan itu ia lontarkan kepada ayahnya sang ayah
hanya menjawab “ itu demi kebaikan kita bersama selaku suku bajo nak,daratan
tidak menjanjikan kita untuk hidup tentram disana melainkan akan membuat kita
tidak akan nyaman untuk terlelap “ jawaban yang tidak memuaskan baginya ,ingin
rasanya ia membantah walau hidup diatas air kita pun tidak akan merasa aman
bagaimana dengan sebuah ombak yang tiba-tiba datang saat kita tertidur lelap
namun bantahan itu tak mampu ia keluarkan ia takut menjadi seorang anak
pembangkang sekali ayahnya berkata tidak maka semuanya harus ia turuti yang hanya ia lakukan menorehkan kalimat-kalimat yang membuatnya
risau dibalik sebuah kulit binatang yang
menjadikan alat corehan hatinya dengan memakai daun lontar untuk dikalangan
sukunya tidak ada yang mengetahui hal
tulis menulis bahkan dalam hal membaca pun mereka buta akan sebuah huruf namun berbeda dengan pandang karena rasa ingin
tahunya yang tinggi ia belajar membaca dan menulis kepada saudagar bugis yang
rela hati untuk mengajarnya bahkan cendera mata yang diberikan untuk terakhir
kali pertemuanya kepada pandang adalah
buku harian yang terbuat dari kulit binatang dan penanya adalah daun
lontar semenjak saat itu pandang tak
lagi mampu untuk pergi kedaratan menemui laki-laki saudagar bugis itu padahal
ia masih ingin mengetahui banyak hal tentang dunia yang ia tidak dapatkan
dikalangan sukunya namun penjagaan ketat yang dilakukan keluarganya sudah tidak
dapat ia kelabui lagi,kali ini ayahnya sangat marah karena untuk kesekian
kalinya pandang diberitahu untuk tidak pergi melainkan ia bersih keras pergi
kedaratan dan itu adalah pelanggaran yang sekian kalinya selaku raja bajo yang
memegang prinsip same yang berarti sama
bahwa segala perbuatan apapun ia harus mempersamakan semua baik senang
sedih ,susah semua masyarakat bajo kehidupannya sehari-hari sama dan tidak
pandang bulu bahwa itu adalah keluarga atau bukan bahwa ketika telah memasuki
suku bajo maka prinsip itu telah dipegang teguh oleh anak cucunya begitupun
dengan hukuman yang diberlakukan oleh pandang kali ini ia tak bisa memandang
langi biru lagi karena pingitannya semakinketat ia hanya melakukan aktivitas
dikamar saja yang kemarin dia bermain dengan teman sebayanya di permukaan laut
bermain sampan sambil menatap langit biru kali ini dia menjalani hukuman selama
satu bulan dalam pingitan yang menyengsarakan baginya hanya kegiatan makan dan
tidur yang ia lakukan perilaku bodoh baginya tapi apa boleh buat pelanggaran
yang ia langgar harus menerima konsekuensi yang ada.
***
Mahmud saudagar bugis
yang merantau hingga kepelosok negri kali ini ia merantau di sebuah pulau
sulawesi selatan yang dia anggap masih jernih keindahan alamnya tanpa ada
campur tangan dari tangan-tangan manusia ,namun pulau itu tak berpenghuni
melainkan hanya ada suku bajo yang menghuninya melainkan di permukaan air
sedang didaratannya tak ada sama sekali penghidupan karena terpesonanya akan
keindahan pulau itu ia memiliki keinginan untuk membangun penghidupan didaratan
itu hingga ia menyisir pulau demi pulau untuk menyusun strategi mebangun pulau
itu dengan menanam bibit pohon kelapa berupaya agar buah kelapa itu menjadi
bermanfaat untuk penghidupannya kelak hingga ia tersentak ketika melihat
seoarang gadis rambut panjang yang terurai hitam legam dibalik rerumputan
menangis dengan hati yang prihatin ia pun menghampiri gadis itu “mengapa kau
bersedih sendirian,apakah kamu tidak mengetahui jalan pulang”? pertanyaan itu
hanya dijawab dengan gelengan gadis itu
kali ini mahmud melihat jelas aura wajah gadis itu, benar –benar
pandangan pertama baginya sebuah yang
menakjubkan sungguh ia berkelana hingga di pelosok negri baru kali ini ia mendapatkan
wajah secantik alami gadis itu, tanpa basa basi ia pun memperkenalkan dirinya
“nama saya mahmud dari suku bugis” namun perkenalan itu hanya dibalas dengan
sebuah senyuman tanpa ada ucapan sama sekali
gadis itu berlalu pergi dengan tergesa-gesa sikap itulah yang membuat
mahmud semakin penasaran dan ingin berlama-lama untuk mendiami pulau itu tanpa
ada ucapan sama sekali namun ia meyakini hari itu mahmud telah jatuh cinta
kepada sosok wanita misterius baginya, otaknya berputar keras siapakah gadis
gerangan itu? Mungkinkah kalangan suku bajo akan tetapi yang ia ketahui suku
bajo tak mengizinkan anak gadisnya ke daratan atau dia adalah bidadari yang
diturunkan tuhan baginya Mahmudpun mengibaskan tangannya dihadapan wajahnya
sendiri pikirannya melayang jauh akibat ia di pertemukan dengan gadis misterius
itu hingga mahmud memutuskan untuk setiap sorenya datang di rerumputan yang
pertama kalinya ia bertemu dengan gadis itu walau pencariannya tiga hari
berturut-turut untuk menunggu gadis itu tak kunjung tiba tak menyusutkan
semangatnya untuk bertemu gadis itu hingga hari keempat pertemuan itu tiba.
“mengapa kamu ada disini” pertanyaan dalam waktu yang
bersamaan mereka saling mengajukannya
“kamu saja yang duluan” mereka saling menawar untuk yang
pertama kali bertanya
“maaf kan aku yang kemarin,aku mengabaikanmu padahal aku
tahu kamu mungkin bermaksud baik,maaf yahh” pandangpun yang memulai pembicaraan
awal
“yahh tidak apalah,,kalau boleh tahu mengapa kamu pergi
tergesa-gesa?”
Pandangpun menceritakan semuanya kepada Mahmud pembicaraan
itu mengalir begitu saja ,Mahmud dengan senang hati mendengarkan keluh kesah
gadis disampingnya untuk bercerita semaunya
“ohww..pantas saja kamu lari tergesa-gesa kamu benar-benar
dari kalangan suku bajo,wahh kamu gadis yang hebat” puji mahmud
“hebat apanya.... aku kadang menyesal atas perbuatanku sendiri ,aku tak seperti gadis
yang lain yang rela terkungkung akan kebudayaannya yang hidup damai atas aturan
adat aku merasa berbeda diatara mereka,,akuu akuuu ...hiks..hikss”
Pandang tak mampu untuk melanjutkan ceritanya kini ia tertunduk
dan menangis dihadapan mahmud untuk pertama kalinya ia memperlihatkan
tangisannya dihadapan laki-laki yang belum lama ia kenal. Mahmud mendengar hal
ini merasa sangat prihatin akan cerita gadis yang ia cintai namun iapun tak
mampu berbuat banyak ia tak ingin melanggar aturan adat yang menentang
kehidupan mereka berdua perbedaan adat antar suku bugis dan suku bajo,tetapi
mahmud tak akan membiarkan kehidupan suku bajo stagnan pada tatanan yang ia
lakukan sedang perkembangan zaman semakin merambah suku bugis merupakan
perantau yang handal melihat sisi dari setiap suku dan menghormati apa yang
diyakini setiap suku melainkan untuk kali ini ia akan ikut campur tanpa
menghilangkan jejak suku gadis yang dicintainya.
“maukah kamu meninggalkan kebiasaan adatmu untuk tinggal di
sebuah perairan laut?” tanya mahmud
“tentu saja,aku ingin melakukan perubahan atas suku ku
sendiri menjadi lebih baik” jawab pandang dengan antusias
“ini sebuah buku harian dari kulit binatang dan pena
lontar,peganglah dan simpan baik-baik dan akan kuberikan beberapa buku untuk kau pelajari”
”tapi aku tak pandai untuk membaca dan menulis “
“tenang saja pandang aku akan mengajarimu seminggu sekali di
tempat ini maka datanglah disetiap sorenya,kau akan belajar dengan mengenai
dunia yang sangat menakjubkan”
Hingga rutinitas
pertemuan itupun terus berlanjut mahmud yang mengajari pandang mengenai
penghidupan diluar sukunya ,Pandang yang begitu antusias untuk belajar membuat
Mahmud tak kwalahan untuk mengajarnya karena Pandang termasuk orang yang cepat
untuk memahami hanya berjalan satu bulan Pandang telah mampu membaca dan
menulis dengan lancar begitupun pemahan-pemahaman mengenai kehidupan lainnya
sesekali pandang mengajari teman sebayanya untuk mengajar ilmu yang didapatkan
oleh Mahmud namun pertemuan itu tak berjalan lancar ayah pandang menaruh curiga
atas perilaku putrinya sehingga ia mematai putrinya dan melihat pertemuan
antara pandang dan mahmud hal ini memicu amarah ayahnya dan mengurung
pandang semenjak saat itu pertemuan
mahmud dan Pandang tak berkelanjutan
,kerisauan pandang yang tak dapat ia bendung akan kerinduannya terhadap Mahmud begitupun dengan Mahmud ia tak mampu
membendung rasa rindu itu hingga Mahmud memilih untuk pergi merantau kembali
dan berjanji di dalam hatinya akan menemui pandang mewujudkan impiannya dipulau
.
Tunggu aku adinda ,aku pergi bukan pergi untuk selamanya aku pergi
untuk memadamkan amarah ayahmu ,aku pergi untuk menyusun penghidupan antara
kita walau kita berbeda suku namun bukankah perbedaan itu bisa kita leburkan
menjadi penyatuan suku ,maka tunggu sajalah aku....
Mahmud
Hanya kekuatan surat akhir
dari Mahmudlah pandang memulai kehidupanya ia berjanji akan menunggu Mahmud
memenuhi janjinya ia percaya bahwa saudagar bugis itu mampu untuk menaklukan
hati raja bajo ayah pandang sendiri walaupun berat tapi pandang memercayai hal
itu.
***
Satu
tahun kepergian Mahmud membuat gadis itu risau ,akankah dia bertemu dengan
mahmud lagi atau hanyalah sebuah janji namun kerisauan itu terjawab ketika
bunyi dentuman kapal yang mengagetkan seluruh penghuni suku bajo sehingga
membuat mereka berkumpul diperairan
perihalnya akan ada sebuah peperangan ,Pandangpun tak mau ketinggalan
dengan keadaan itu iapun keluar dari kamarnya dan melihat sebuah kapal besar
namun sesuatu yang membuatnya tercengang diatas kapal itu ada Mahmud dengan
beberapa keluarganya kini rumah Pandang dihampiri sang raja bajopun berusaha
bersikap tenang walau ia sudah geram dengan perlakuan mahmud
“wahai raja bajo,aku bukan bermaksud lancang hingga mengusik
kehidupan suku bajo ini,namun aku bermaksud baik untuk mempersatukan suku kita walau
hal itu pasti memiliki perbedaan melainkan perbedaan itulah yang akan membuat
kita saling memahami dan mencinta negri ini,tidak kah kau fikirkan kehidupan
diluar sana aku sang pengelana tak bermaksud sombong melainkan penghidupan
diluar sana sangatlah rumit ketika kita masih stagnan dan tak mengembangkan
ilmu lainnya ,tidak perlu kita hilangkan budaya ini karena budaya adalah
warisan leluhur kita yang menjadikan kekayaan alam negri ini yang kita butuhkan
adalah persatuan bukankah prinsip suku bajo adalah sama bukankah kalimat sama
itu akan mengarah kepada persatuan tanpa mengurangi rasa hormat ini wahai sang
raja aku ingin membuat suatu pembaharu bersama putrimu kami tidak akan memaksa
jikalau suatu hari nanti suku bajo tidak berpaling dari rumah diatas laut
melainkan izinkan tanah ini aku dan putrimu sebagai penumbuhnya dengan
persatuan suku bajo dan suku bugis demi kebahagiaan keturunan kita kelak
bukankah pula hidup itu tak kekal sedang kita tidak tahu kedepannya akan
bagaimana,wahai raja izinkanlah aku meminang sang putri pandang”
Kalimat itu diakhiri dengan sikap menunduk oleh Mahmud
begitupun keluarga Mahmud yang datang,sedang raja bajo terdiam dan meneteskan
air mata kalimat yang disampaikan oleh Mahmud membuat kesadaran sang raja bajo
yang begitu keras hingga menjadi lunak
ia pun berkata “aku adalah pemimpin dan aku tidak pula harus bersikap
egois sedang rakyatku tak sejahtera begitupun dengan putriku tidak ada
perbedaan semuanya sama sesuai prinsip akan ku kembalikan semuanya itu kepada
rakyatku untuk memilih penghidupannya”diduga
Perkataan sang rajapun disambut meriah oleh rakyatnya dengan
senang hati sang rakyat menerima persatuan suku bajo dan suku bugi ,maka hari
itupulah janji Mahmud kepada pandang telah dipenuhi ,pandang tak mampu
berkata-apa-apa ini adalah sebuah kebahagiaan yang tak terpirakan baginya iapun
tunduk dan mencium kaki ayah dan ibunya pertanda ia sangat berterimakasih untuk
semuanya. Hari itupulah perayaan dilaksanakan dengan meriahnya Mahmud dan Pandang
adalah generasi pertama penyatuan suku yang berbeda walau berbeda namun
perbedaan yang akan membuatnya saling memahami itulah prinsip persatuan
kehidupan baru pandang dan mahmud